Senin, 23 Juli 2012

Berita di Yahoo! Mengenai Cara-cara Mengurangi Kantong Plastik

Berikut adalah link dari Yahoo! Indonesia, mengenai cara-cara mengurangi penggunaan kantong plastik....

Klik di sini

Rabu, 18 Juli 2012

Langkah #8 - Menggunakan Sepeda daripada Kendaraan Bermotor

Suatu hari, saya membaca kalimat berikut: "Burn your fat, NOT your gas". Hal ini seolah-olah membangkitkan "virus" (baca: ratjoen) sepeda di dalam diri saya, apalagi setelah tetangga rumah baru membeli sebuah sepeda... "Ada temen naik sepeda nih...", pikir saya dalam hati.... Setelah tanya sana-sini sama Oom Google, akhirnya pilihan saya jatuh ke Polygon Heist 2.0 mengingat harga yang tidak terlalu mahal, dan kualitas international. Akhirnya pada tanggal 11 Juli 2012 (pas Pilgub DKI Jakarta) saya menyunting Polygon Heist 4.0 seken....

Selasa, 05 Agustus 2008

Langkah #7 - Menggunakan Energi Terbarukan

Pada saat saya sedang istirahat makan siang di kantor, tak sengaja saya melihat benda ini....



Tanpa tahu apa itu, tapi saya yakin, bahwa pemakainya pasti ingin menggunakan energi yang murah, terbarukan, selalu ada setiap saat... Hmmmmm..., patut ditiru!

Senin, 04 Agustus 2008

Bunga Hasil Pupuk MOL



Setelah hampir sebulan memakai pupuk cair (MOL Tapai), sudah terlihat hasilnya...


Tanaman mawar menjadi sering tumbuh bunga, frekuensi tumbuh kuncup baru lebih sering (setelah dipangkas)...

Jumat, 02 Mei 2008

Aktivitas Biopori

Sewaktu liburan Nasional kemarin tanggal 1 Mei 2008, saya putuskan untuk melakukan aktivitas pemberian makanan kepada cacing-cacing tanah di lubang BIOPORI yang sudah saya buat dulu.

Sebelumnya saya persiapkan dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan seperti:
1. Sampah dapur yang harus dicincang kecil-kecil

2. Mikro Organisme Lokal (MOL) yang sudah jadi


Tahap pelaksanaan:
a. Sampah dapur setelah dipotong/dicincang kecil-kecil dimasukan ke dalam lobang Biopori yang kosong sampai mendekati penuh

b. Setelah itu, sampah-sampah tersebut disiram dengan MOL yang sudah saya persiapkan sebelumnya.
c. Terlihat di gambar, bahwa sampah dapur tersebut mulai mengalami pembusukan...

Untuk mengetahui cara pembuatan MOL bisa dilihat di Blognya Pak Sobirin

Rabu, 16 April 2008

Panen Padi Di Atas Loteng - Kompas 14 April 08

Ingkan Harahap (54), Rabu (9/4), memanen padi di atas loteng rumahnya di Kompleks Perumahan Sumbersari Indah, Kota Bandung. Padahal, empat bulan lalu lahan loteng seluas sekitar 50 meter persegi itu gersang. Selain padi, di atas loteng itu Ingkan juga menanam sawi, cabai, labu kuning, dan kangkung.

Bersandal bakiak dan gunting tanaman ia memangkas beberapa batang padi. Padi yang dipanen langsung di injak-injak agar bulir-bulir lepas dari batang dan siap dijemur. Setampah gabah hasil panen beberapa hari sebelumnya sedang dijemur. Gabah kering tersebut sudah siap ditumbuk agar kulitnya mengelupas.

Ingkan memang bukan petani. Dia tak punya lesung kayu. Ia hanya mempunyai lesung batu. "Saya mencoba menggunakan yang ada saja. Saya alasi lesung dengan jerami agar tumbukan tidak terlalu keras dan membuat bulir beras hancur," ujar Ingkan.

Ingkan tengah mencoba menjadi petani. Alumnus Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung yang mengelola pendidikan untuk anak, Point, ini mengawali "debut" sebagai petani pada November lalu. Itu semua berawal dari sebuah obrolan dengan keluarga. Ia dan sanak saudaranya memperbincangkan tentang dunia pertanian. Dari obrolan itu, Ingkan berpikir, "Saya juga bisa menamam sendiri," katanya.

Pada bulan yang sama ia meminta bibit padi dari pengelola sawah keluarganya di Madiun, Sukiran. Sukiran datang dan memberikan ilmu bertani padi kepadanya. Sebelum pulang, Sukiran membantu Ingkan menyemai bibit padi. Beberapa hari kemudian bibit padi tumbuh. Ingkan pun memindahkannya pada puluhan polybag.

Awalnya, pertumbuhan padi terlambat. Pada masa diperkirakan sudah berbunga, padi-padi itu belum juga berbunga. Adiknya menyarankan agar ia memberikan pupuk supaya tanaman cepat berbunga. Namun, Ingkan berteguh bertani dengan kompos tanpa pupuk kimia.

Kesabarannya membuahkan hasil. Bulir padi akhirnya muncul. Sebulan setelah penanaman padi pertama, Ingkan menanam padi yang kedua di puluhan polybag lain.

"Mungkin karena sudah lebih lembab, pertumbuhan tanaman padi yang kedua lebih baik," kata Ingkan. Dalam tiga bulan padi sudah mampu dipanen bersamaan dengan padi yang ditanamnya pertama kali. Kini Ingkan memiliki hampir 100 polybag tanaman padi.

Hantu sawah
Kalau mengunjungi "sawah" di loteng rumah Ingkan, jangan heran bila mendengar suara burung. Sawah di loteng itu sudah membentuk ekosistem. Selain ada belalang dan kepik, juga terdapat burung-burung. Bahkan, ada burung yang sudah membuat sarang sebelum padinya berbunga.

Ingkan sadar burung membutuhkan makanan, tetapi ia juga ingin merasakan hasil jerih payahnya. Itu sebabnya Ingkan memasang bebegig alias hantu sawah dari baju-baju bekas. Ia membentangkan pita kaset bekas dan lonceng kaleng untuk mengusir burung.

"Saat ini berita tentang pertanian Indonesia menyedihkan terus. Salah satunya lahan persawahan makin menyusut," kata Ingkan. Dengan upaya kecil itu, Ingkan berharap, dari rumah, budaya pertanian masyarakat Indonesia bisa terus lestari.

Yenti Aprianti

Lebih lengkap lihat di sini

Jakarta Butuh 76 Juta Lubang Resapan Biopori - Kompas, 16 Februari 2008

Ir. Kamir R. Brata, penemu teknologi pembuatan lubang resapan biopori dari Institut Pertanian Bogor mengungkapkan bahwa Jakarta idealnya membutuhkan sedikitnya 76 juta lubang resapan biopori sebagai salah satu alternatif penanggulangan banjir.

Lubang resapan biopori ini menurutnya berfungsi sebagai saluran resapan air hujan yang diperlukan di Jakarta meningat sebagian besar wilayah Jakarta tanahnya telah tertutup beton-beton. Hal ini Ia ungkapkan saat memberikan pelatihan pembuatan lubang resapan biopori bagi karyawan Kompas Gramedia, Sabtu (16/2).

Selain efektif untuk menanggulangi banjir lubang biopori secara otomatis akan memelihara keseimbangan hayati dan menjaga cadangan air tanah. ”Kelembaban tanah sekarang mulai berkurang karena tanah kurang air. Liat aja kalo di rumah kita lantainya retak. Itukan salah satu akibat kelembaban tanah berkurang. Tanah jadi ambles. Jangan diangap remeh lho,” ujarnya.

Kamir menegaskan pembuatan lubang resapan biopori sebenarnya mudah dipraktekan dan bisa dilakukan oleh semua orang, namun ia menyayangkan perilaku masyarakat Indonesia saat ini masih sering berhenti pada tataran kesadaran belum pada aksi nyatanya.

Sementara itu Herwinoto, Humas Kompas Gramedia, mengungkapkan pelatihan pembuatan lubang resapan biopori ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya agar karyawan Kompas Gramedia juga peduli lingkungan dengan mempraktekkan pembuatan lubang resapan biopori di rumah mereka masing-masing.

Pelatihan pembuatan lubang resapan biopori ini menurut Herwinoto merupakan bagian dari kampenye peduli lingkungan. Rencananya pada akhir Maret mendatang Kompas Gramedia juga akan menggelar acara lingkungan hidup bertajuk Green Fest.

Lebih lengkap lihat di sini

Kepedulian Terhadap Lingkungan

Dalam blog ini saya mencoba untuk berceloteh tentang lingkungan. Saya bukan ahli lingkungan, tapi paling tidak saya mau melakukan sesuatu yang mengurangi kerusakan lingkungan sekitar.....
Saya tidak bisa mengubah dunia, saya hanya mencoba untuk mengubah diri sendiri, berbuat kebaikan bagi lingkungan.....